Tuesday, December 29, 2015

[Ayo Piknik] Eksplor Banyuwangi with Jong Java part 3

Kembali lagi di postingan Eksplor Banyuwangi hari ketiga alias hari terakhir! Maapkeun ya jedanya cukup lama antara post kedua dan ketiga ini, maklum libur panjang jadi males ngeblog :p Untuk yang mau baca post pertama bisa Part 1 dan post kedua bisa klik Part 2 . Cus!

Tuesday, December 22, 2015

[Ayo Piknik] Eksplor Banyuwangi with Jong Java part 2

Sebelum baca ini, klik Part 1 dulu yaw :D

Teng! Kami dibangunkan pukul 12.00 malam oleh Mas Arie. Dalam hati saya ngebatin, "finally 'siksaan' di hotel ini berakhir :D". Kami langsung mandi kilat dan berkemas bawa barang secukupnya untuk persiapan trip hari kedua (Kawah Ijen, TN Baluran, RLB). Kami membawa baju ganti dan sandal di tas besar (nanti ditaruh di Elf), sedangkan di tas kecil yang kami bawa mendaki, kami bawa botol minum isi air putih, permen/cokelat (gula bisa menambah energi secara cepat), masker, sarung tangan, kupluk, jaket tebal, jas hujan sekali pakai dan handuk kecil. Untuk saya pribadi bawa obat tetes hidung Breathy karena ada riwayat sinusitis dan hidung cepat sekali mampet di tempat dingin.

Monday, December 21, 2015

[Ayo Piknik] Eksplor Banyuwangi with Jong Java part 1

Sebenernya postingan ini akan menjadi postingan yang basi..
.
.
.
Karena jalan-jalannya udah terjadi bulan Mei lalu :)))))

Tapi ngga apa-apa lah ya, karena memang baru sempat (dan niat) nulisnya sekarang. Siapa tahu bisa jadi referensi buat kalian yang mau liburan ke Bumi Blambangan alias Banyuwangi :)

Friday, December 18, 2015

Apa Kabar Resolusi 2015?

H-14 menuju Tahun Baru 2016. Biasanya, masuk tanggal segini aku udah sibuk mikirin hal-hal yang udah aku lewatin di tahun 2015, dan hal apa yang mau aku rencakan untuk tahun 2016. Di blog lama aku (yang mana lupa password, classic ya) sudah pernah menuliskan resolusi 2015 aku. Sudah tercapai semua belum ya?

Tuesday, December 8, 2015

Korea?

Jaman dulu, gue sebel banget sama yang namanya Korea dan K-Pop. Kenapa? Karena banyak yang suka! Gyahahaha.. Konyol emang. Dulu gue sama sekali gak tertarik sama dunia Korea-Koreaan. Gak pengen kenal sama lagu dan dramanya, padahal hampir semua orang di lingkungan gue ngomongin Koreaaaa mulu tiap hari. Bahkan pernah nyaris ribut di Twitter sama adik kelas garagara dia minta folback, tapi gue gak mau karena timelinenya dia ngomongin K-Pop terus :p

Sampe satu titik kejadian yang bikin gue.. err... mulai suka sama Korea.

Friday, October 16, 2015

[Ayo Piknik] Wisata ke Kuburan

Apaaaah? Gak salah tuh? Oh tentunya tidak.. Karena di perjalanan kali ini kami akan mengunjungi kuburan kereta di Purwakarta :p

Rabu, 14 Oktober 2015 lalu, saya dan teman-teman dari @JalurBekasi berwisata ke kuburan kereta. Lokasinya tepat di Stasiun Purwakarta. Kalau kamu biasa bepergian dari dan ke Bandung naik Argo Parahyangan atau KA lain, pasti kalian melintasi Stasiun Purwakarta. Tinggal tengok dan taraaa.. di sanalah tumpukan tinggi kereta tua bersejarah yang sudah tak terpakai berada. Walaupun bagi sebagian orang ini hanyalah tumpukan besi tua, tapi kuburan kereta ini merupakan objek yang menarik lho, terutama untuk background foto-foto, baik foto narsis sendiri atau foto kebersamaan. Jadi, jangan bayangkan KAnya ditanam ya mentang-mentang namanya kuburan :D

Tuesday, October 13, 2015

[Food Talk] Masak Choco Cashew Pudding

Akhirnya setelah ngumpulin niat beberapa hari (ketunda gara2 sakit, hiks), semalem berhasil bikin Choco Cashew Pudding! Uulalaaa.. Skrg pudingnya lagi didiemin di freezer buat buka puasa nanti sore, nyummy.. Mau resepnya? Boleeeh boleeh..

Terlalu Banyak Penghalang di Antara Kita #CumaNaksirUnite

Kata orang, cinta yang menyakitkan adalah cinta yang tak dapat diungkapkan. Namun bagiku, cinta yang menyakitkan adalah… cinta yang tidak dapat dinikmati secara bebas, karena terlalu banyak hal yang menghalanginya.

Aku mengenalnya setahun silam, di suatu komunitas rekan satu profesi. Saat itu aku baru bergabung, dan ia telah menjadi senior di sana. Walaupun ia bergabung hanya beberapa bulan sebelumku, namun ia telah dipercaya memegang jabatan sebagai Ketua, karena konon katanya ia yang terbaik di antara kami semua.

Terbaik. Itulah kata kunci mengapa sejak awal aku tertarik padanya. Selain karena fisiknya yang, ehm, lumayan, dan dia berkacamata (iya, aku suka pria berkacamata), matanya berbinar saat pertama kali kami berkenalan. Jabat tangannya erat, senyumnya hangat. Harumnya khas, membuat siapapun nyaman didekatnya. Cara bicara dan pola pikirnya benar-benar menunjukkan bahwa ia yang terbaik, walau usianya masih terbilang muda. Namun buruknya ia terkesan agak sombong dan sangat perfeksionis.

Suatu senja di bulan Januari, tiba-tiba dia menyapaku di layar chat.

“Sore, Key.. Tumben OL :)”
“Hahahaa.. Iya nih mas, iseng sambil browsing :D” balasku.
“Haduh, jangan panggil mas dong, Key.. Emang saya udah keliatan tua banget ya?”
Sejak itu obrolan kami mengalir lancar, sampai tak terasa malam melarut. Esok dan esoknya pun kami sering berjumpa di dunia maya. Bertukar cerita yang seakan tak ada habisnya. Interaksi kami memang jauh lebih intens di dunia maya, karena waktu kami yang sedikit serta pertemuan rutin komunitas kami yang hanya 2 minggu sekali. Dari percakapan-percakapan kami itulah aku mulai mengenalnya lebih dekat. Ia peraih IPK tertinggi di angkatannya - nyaris sempurna, mahasiswa kesayangan dosen, selain itu ia juga aktif di klub basket kampusnya dan sempat meraih predikat MVP di beberapa pertandingan yang ia ikuti. Sampai saat ini ia masih aktif membina klub basket SMAnya dahulu dan memberi bimbingan belajar untuk adik dan teman-teman adiknya. Tak heran jika saat ini ia dipercaya sebagai manajer termuda di kantornya.

Semakin lama dekat dengannya, rasa kagumku pun semakin meningkat. Namun aku bertekad tak mau melebihkan perasaan itu padanya. Selain karena dia sudah punya kekasih - yang selevel dengannya, tentu saja, aku pun sudah punya tambatan hati yang kini sedang melanjutkan S2nya di negeri seberang. Dan yang paling penting diantaranya adalah kami memiliki keyakinan yang berbeda. Jadi, sedekat apapun kami, aku berusaha untuk membatasinya agar tak lebih dari sahabat.

Sabtu malam yang cerah. Saat itu aku berada di resepsi pernikahan teman komunitasku. Kami datang berdua, karena kekasihnya sedang bertugas ke luar kota dan aku sudah pasti sendiri. Seusai makan ia mengambilkan minuman untukku dan mengajakku duduk di dekat taman. Kami asyik bercakap-cakap, kemudian tiba-tiba ia bertanya,
“Key, menurut lo, gue tuh orangnya kayak gimana sih?”
“Eh tumben nanya gitu, hahaa.. Emang kenapa, Fan?”
“Ngga apa-apa sih, pengen tau aja gimana pendapat orang lain tentang gue.. Boleh, kan?” Ujarnya sambil memainkan mata. Aku tertawa.
“Hahahaa.. Tumben mau peduli pendapat orang lain,” ujarku. Aku katakan semua yang aku rasa tentang dia saat pertama mengenalnya, dan aku pun bertanya tentang hal yang sama.
“Yakin mau tau?” Ujarnya sambil tersenyum.
“Yaiyalaaah.. Gantian doong,” kataku. Kemudian kami berdua terdiam. Dia tersenyum.
“Sebenernya banyak, Key.. Tapi semua itu bisa diwakili dengan satu kalimat,” katanya.
“Apa?”
“Gue seperti jatuh cinta pada pandangan pertama sama lo, tapi dalam lingkup persahabatan.”
Aku terperangah mendengarnya. Dia? Bicara itu ke aku? Seorang Ifan bisa bicara seperti itu?

Sejak saat itu kami semakin dekat. Tidak hanya di dunia maya, kami pun mulai dekat di kehidupan nyata. Kami sering pulang dan pergi ke pertemuan komunitas berdua, makan berdua, sekedar jalan dan curhat sambil ngopi, dan lain lain. Tak memungkiri, rasa sayang itu tumbuh di hatiku dan hatinya. Kami mengganti penggunaan ‘lo-gue’ dengan 'aku-kamu’, lebih memperhatikan satu sama lain, mencuri-curi waktu untuk bersama, bahkan pernah sekali waktu ia menggandeng mesra tanganku.

Kedekatan kami mulai tercium rekan komunitas lainnya, dan sedikit menjadi bahan gosipan mereka. Indy, sahabatku di komunitas itu pernah menegurku.
“Key, lo sama Ifan ada hubungan apa sih sebenernya?”
“Sahabat,” kataku sambil menyisir rambut. Saat itu kami berada di toilet wanita di seminar profesiku.
“Yakin? Deket banget, hahaa.. Anak-anak kan mulai ngegosipin lo tau.”
“Yakiiin.. Dia tuh bagi gue, sama kayak lo, Priska, Meta, Raka, Dani, Rian, dan yang laen-laen.”
“Hahahaa.. Iya gue percaya.. Tapi tau ngga, lo berdua tuh kayak ada chemistry-nya loh.. Dia keliatan beda kalo memperlakukan lo, apalagi lo tau kan dia susah deket ama cewek, ama cowok aja susah, sukanya sendiri. Tapi kalo ama lo tuh lain sikapnya.. Lebih sweet.. Inget Rafa, lagi sekolah jauh-jauh demi masa depannya, demi lo.. Si Ifan juga udah punya cewek kan.. Lagipula Tuhan memang satu, kalian yang berbeda.. Gue gak mau lo salah ambil keputusan Key, lo sahabat gue, gue ga mau lo salah jalan dan nyesel akhirnya..”
Aku hanya menanggapinya dengan tersenyum. Aku belum ingin ada orang lain yang mengetahui hal sebenarnya tentang aku dan dia, termasuk sahabatku.

Semakin lama kami semakin terlarut dalam kesemuan ini. Walau tak pernah terucap, sikap kami makin menguatkan bahwa kami saling sayang. Omongan orang-orang semakin santer terdengar. Aku semakin sadar, semua ini salah. Aku tak mau memainkan hati Rafa, juga tak mau menyakiti hati pacar Ifan. Selain itu, kepercayaan yang berbeda semakin menguatkan rasa bersalahku. Semakin dekat kami, semakin resah aku rasakan.

Akhirnya, tanpa pembicaraan apapun, aku dan dia semakin menjauh. Apalagi pekerjaanku yang semakin sibuk menuntut banyak waktuku dan membuatku jarang hadir di pertemuan rutin komunitas. Kuliah Rafa sebentar lagi selesai, dan dia akan pulang ke Indonesia. Tanpa mengucap kata berpisah, kami telah berpisah dengan sendirinya. Setiap bertemu dengannya, kami hanya bertegur sapa dan berbincang hal umum, biasa saja. Dan tanpa mengucap kata sayang, kami tahu - kami pernah saling sayang, dan pernah berusaha menikmatinya walau banyak hal yang menghalangi, dan akhirnya hilang juga.


NB: Cerita ini dibuat untuk mengikuti kontes menulis #cumanaksirunite yang diadakan kak @hurufkecil .

30 Desember 2011

Aku Tahu

Keputusan itu datang kepadaku semalam, tepat saat playlist mp3ku memutar lagu Tangga - Cinta Begini.

Aku tahu.. Suatu saat kita memang harus ‘berakhir’.
Aku tahu.. Sesuatu yang dimulai dengan 'salah’, pasti akan berakhir cepat atau sangat cepat..
Aku tahu.. Hati dan perasaan memang tidak bisa dipaksakan, namun,
Aku tahu.. Komitmen masing-masing kita harus didahulukan, karna kita telah dewasa..

Jadi,
Tersenyumlah.

Aku tetap berada di sini, memantaumu dari jauh sebagai sahabatmu.
Biarkan waktu yang perbaiki semua sementara kita terus melangkah.
Jangan sesali hari lalu.. tapi bersyukurlah,
Karna tidak semua orang beruntung mendapat kesempatan seperti kita.

Berikan yang terbaik untuk milikmu,
Dan aku akan cari yang terbaik untuk diriku..

24 Januari 2012

Aku, Tulang Rusukmu

Hai, ini aku..
Aku adalah tulang rusukmu, yang selama ini selalu menyanggamu, berada di dalammu..

Karena satu hal, aku harus terlepas dari rangkamu, sendiri, tidak lagi menyusun kamu..
Terlepas dari kamu rasanya seperti kehilangan tempat berpegang dan bersandar selama ini.
Aku kehilangan fungsiku untuk melengkapimu..

Kau pasti tahu kan, hanya ada satu tulang rusuk yang tercipta pas untuk sebuah tubuh?
Tidak ada tulang rusuk yang cocok untuk tubuh yang lain..

Aku ingin kembali ke tempatku seharusnya, yaitu di dalam kamu..
Menyusun kamu, menjadikan kamu sempurna..
Menguatkanmu, mendampingimu kemanapun kamu pergi..
Dan bertinggal kembali di dekat hatimu..

Dapatkah?

19 Februari 2012

Pulanglah

Pulanglah, pulang ke hatiku.. Hatiku adalah rumahmu, tempat kau selalu pulang setelah bepergian..

Pulanglah, pulang ke tubuhku.. Kembalilah menjadi rusukku, menjagaku tetap tegar dan selalu bertempat di dekat hatiku..

Pulanglah, pulang ke jantungku.. Degupkan aku supaya jiwaku tetap hidup, debarkan aku supaya kutahu kau slalu ada di situ..

Pulanglah, pulang ke bibirku.. Agar aku selalu tersenyum karena bahagia engkau di dekatku..

Pulanglah, pulang ke mataku.. Dampingi aku memproyeksikan masa depan yang indah, dan pandangan optimis jauh ke sana..

Pulanglah, pulang ke telingaku.. Senandungkan nada cinta yang lembut dan ucapkan perasaanmu yang terindah untukku..

29 April 2012

Tidak Ada Lagi Kita

Sekarang, tidak ada lagi kita
Karena kita sudah memutuskan untuk berhenti berjuang
Ternyata kita sudah lelah bekerjasama menghadapi kejinya dunia
Kejamnya hidup telah menyiksa dan membunuh kita secara perlahan

Sepertinya kita akan jauh lebih baik saat berjalan sendiri,
Dan mencari dunia baru tempat berpijak masing-masing

Semoga aku kuat tanpa kamu,
Semoga kamu mampu tanpa aku.
Sekarang, tidak ada lagi kita..

26 Juli 2012

Mencoba Menghapus Jejakmu #CerpenPeterpan

Sore hari, di Mc Donalds dekat kompleks rumahku. Ada 2 gelas cola dan sepiring kentang goreng, yang belum sempat tersentuh oleh kita.

“Kita udah gak bisa kayak gini lagi, Mei. Kita udah gak bisa sama-sama lagi,” ujarmu. Aku diam. Inikah waktunya?

“Kenapa?” tanyaku singkat.

“Gak akan ada yang bisa kita dapet dari hubungan kayak gini..”

“Cuma karna itu?” kejarku.

“Saya gak bisa terus kayak gini, bohongin banyak orang.. Saya gak bisa terus-terusan nyakitin Santi yang gak tau apa-apa dan terus sayang sama saya, tanpa tau saya ngapain aja di belakang dia. Dan saya pikir juga kamu harus dapatkan yang terbaik untuk diri kamu, tapi yang terbaik itu bukan saya. Kamu harus dapat cowok yang pemberani dan bener-bener sayang dan setia sama kamu, bukan cowok yang pengecut kayak saya.. Kita gak bisa begini terus, Mei.. Saya udah berpikir panjang, dan saya rasa saya perlu mengambil sikap buat masalah ini.. Dan ini keputusan saya..” jelas Irfan panjang lebar.

“Kalo kamu udah berpikir gini, kenapa dulu kita memutuskan buat jalan terus tanpa peduli? Aku pikir cinta kita udah cukup kuat, walau kita jadi pengecut dengan berjalan diam-diam dari pasangan kamu.. Aku pikir dengan apa yang udah kita jalanin bareng selama ini, kita bisa pacaran resmi, Fan.. Aku pikir kamu memang akan lepas Santi demi aku, makanya aku rela nunggu kamu..” argumenku, sambil mencoba menahan air mata berpura-pura tegar.

“Maafin saya, Mei.. Semua kesalahan ada di saya. Saya yang ajak kamu begini, saya yang rusak sendiri hubungan saya sama Santi, jadi saya pikir sayalah yang harus selesaikan masalah ini sebelum makin sulit nanti.. Saya sayang banget sama kamu, Mei, tapi saya gak bisa sama-sama kamu lagi ke depannya.. Saya mau coba setia sama Santi, walaupun mungkin nanti saya gak jodoh sama Santi, setidaknya saya gak nyakitin dia diam-diam lagi..”

Aku hanya bisa menarik napas dalam-dalam dan membuang napas berat. Berkali-kali. Aku tak bisa berkata-kata lagi. Semua ini terlalu rumit buatku. Iya, memang aku dan Irfan telah melakukan hal bodoh ini, menjalin hubungan bersama saat ia masih terikat komitmen dengan pasangannya. Dari yang awalnya bercanda akrab, berakhir dengan saling sayang dan cinta. Kupikir dengan semakin dekatnya kami, Irfan gak akan ragu lagi untuk memilih aku. Tapi ternyata, ia lebih memilih setia dengan Santi dan melepas aku, perempuan keduanya. Sebuah keputusan yang memang seharusnya seperti itu, tapi aku sulit sekali memahaminya. Ah, cinta dalam memang jago membolak-balikkan hati, logika dan ego manusia.. Bodohnya aku, mengkhayalkan hal yang gak mungkin dan lebih bodoh lagi, kenapa selama ini aku mau jadi yang kedua?

Terus melangkah, melupakanmu
Lelah hati perhatikan sikapmu
Jalan pikiranmu buatku meragu
Tak mungkin ini tetap bertahan

Sayup-sayup lagu Menghapus Jejakmu dari band favoritku, Peterpan, mengalun dari speaker restoran. Mendengar liriknya, aku tersadar. Ini pertanda bahwa aku harus pergi, lupakan, dan menjauh dari kekonyolan ini. Aku mencoba menguatkan hati sebelum angkat bicara ke Irfan, walau dalam lubuk hati terasa perih.

“Oke Fan, aku ngerti sama keputusan kamu, dan aku coba terima ini semua. Walau emang sakit banget buat aku, tapi semoga aku kuat. Cukup aku membodohi diri sendiri, sekarang mungkin emang waktunya aku buat mencari yang terbaik dan membahagiakan diri aku sendiri. Terimakasih Fan untuk semua yang udah kita jalanin selama ini, aku harap kamu bisa pegang kata-kata kamu untuk setia sama Santi.. Oh ya, aku harap kamu jangan hubungin aku dulu sama sekali, aku pengen tenang dulu..” ujarku pelan. Aneh, selesai bicara ini, rasanya hatiku lega. Lebih tenang dari sebelumnya. Perasaan sedih dan airmata yang aku khawatirkan sama sekali tidak ada, malah aku tersenyum refleks pada Irfan.

“Aku pulang dulu Fan. Bener-bener terimakasih buat semuanya, dan maafin semua kesalahan aku..” kataku sambil merapikan tasku dan berdiri.

“Saya sayang kamu, Mei..” kata Irfan lemah.

Aku hanya tersenyum, dan berjalan keluar Mc Donalds.

Usai sudah semua berlalu
Biar hujan menghapus jejakmu..

Tepat saat bait terakhir dan aku membuka pintu restoran, gerimis turun. Aku berjalan menembusnya sambil tersenyum lega. Mungkin memang ini keputusan yang paling tepat.

29 Juli 2012

Janji

Janji.

Begitu mudah diucap, begitu sulit dijalankan.
Begitu mudah diciptakan, begitu sulit dilaksanakan.

Hari ini, kembali saya menjadi korban atas janji manis yang telah terucap.

Berulangkali terjadi..
Namun berulangkali pula saya maafkan,
dengan penegasan ‘ini yang terakhir’.
Namun terakhir ini tidak pernah menjadi yang terakhir.. bahkan berlanjut hingga hari ini.
Ya, detik ini.

Entah karena saya terlalu bodoh, atau terlalu pemaaf,
sampai dengan mudahnya mereka mengucap janji pada saya lalu melupakannya,
padahal saya terus menunggu kapan janji itu terwujud.

Tapi saya bisa apa?

Saya marah, mereka bilang saya tak pengertian.
Saya kecewa, mereka bilang saya terlalu perasa.
Saya menangis, mereka bilang saya sensitif.

Andai mereka tau,
bahwa harapan saya telah terbang tinggi seiring janji itu diucap.
bahwa dengan gembira saya telah mempersiapkan diri demi janji itu.
bahwa saya tak sabar menanti waktu terlaksananya janji itu.

Kenapa???

Kenapa seolah-olah janji sudah tak ada artinya lagi di dunia ini???
Kenapa mereka senang sekali menerbangkan saya lalu mendadak menghempaskan saya???

Sampai kapan saya harus mengikhlaskan janji untuk saya hilang begitu saja tanpa pernah terwujud?
Sampai kapan saya harus menjadi sosok yang sangat pemaaf?
Sampai kapan saya harus diam, diam dan diam tanpa pernah bisa mengungkapkan kekecewaan saya yang mendalam?
Sampai kapan kalian mau terus membuat janji terhadap saya,
tanpa ada usaha sedikitpun untuk mewujudkannya?

Dari yang terus, dan terus menjadi korban selama ini.

19 Februari 2011

Fiksi Mini | Ciuman

Here’s my FiksiMinis, with ‘ciuman’ theme. Enjoy!
And no stupid and dirty minds, please, it’s just a fiction :p


KETAHUAN. “Bekas lipstik siapa ini, Mas?!” Jerit istriku saat membuka celana dalamku.

TANDA. “Kenapa Mama pakai lipstik warna ungu?” “Supaya Papa tidak bisa mencium di bibir lain.”

TAK ADA UANG LAGI. Kujual ciumanku via online. Laris dibeli 574 laki-laki kesepian bulan ini.

YANG TERAKHIR. Kukecup keningnya dengan mesra. “Sekarang, aku ikhlas, Pa.” Perlahan tanah merah menggunung di hadapanku.

DEMI NILAI TERBAIK. “Kuberi kau nilai 90. Sekarang, lakukan kewajibanmu.” Aku langsung mengoleskan lipstik merah di bibirku.

BIBIR KERING. “Duh, lipbalmku ketinggalan.” “Ya sudah, pakai punyaku saja.” Kemudian bibirnya melumat bibirku.

Kukecup bibirnya perlahan. “Aku sayang kamu, Rian.” “Aku juga sayang kamu, Putra.” Ia memelukku erat.


Btw, KETAHUAN dan DEMI NILAI TERBAIK alih-alih di-RT FiksiMini, malah di-RT SaruMini. Aku taktau harus bangga atau malu hahaha! :p

30 Oktober 2012

[Food Talk] Masak Mie Kari Susu

Sebenernya sih awalnya dapet resep ini dari @lexdepraxis .. Pas nyobain (dengan sedikit modifikasi), hasilnya ENAAAKKK!! BANGEEEETTT!!

PS: Pastikan perut dalam kondisi lapar banget pas mau masak ini

Bahan:
1. Indomie rasa Kari Ayam (harus Indomie, kenapa Indomie? Bcoz I love Indomie! Ahaha, entah kenapa bagi gue bumbu Indomie itu yang paling terasa, kental dan mouthfeelnya bagus dibanding mie instan sejenis :D )
2. 200 mL susu cair lowfat plain (biasanya sih pake Ultra, tapi merk lain pun tak mengapa)
3. Air secukupnya

Cara Membuat:
1. Tuang 200 mL susu cair + 100 mL air di panci, rebus. Hati-hati soalnya bisa meluap dan tumpah ngotorin kompor.
2. Pas udah agak mendidih, masukin mie.
3. Di mangkok, masukin bumbu sama minyak. Bubuk cabenya buang aja jauh-jauh, karna aku tak suka :))))
4. Pas mie udah agak melembek, rebus terussss sambil diaduk sesekali sampe agak lodoh dan kuah agak mengental
5. Kalo udah, tuang mie ke mangkok. Kuahnya jangan kebanyakan. Aduk deh.
6. Mari makan!

Makan Mie Kari Susu ini kenyangnya awet loh, beneran. Cocoks buat sahur atau penghematan LOL :D bisa ditambah baso/udang/sosis/kornet biar makin cihuy dan bikin gendut. Nanti cobain pake mie rasa lain aahh..

Selamat makan, selamat menggembul!

Kamu...

Ya, kamu...

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya pilih untuk menjadi pria nomor 3 dalam hidup saya yang saya cintai (setelah ayah dan adik saya, tentu).

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya hormati nasihatnya, kagumi pola pikirnya, sebali sikap jeleknya, marahi sifat buruknya, sayangi seutuhnya.

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya inginkan dengan sangat untuk membaca ijab kabul untuk saya dan menjadi suami saya.

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya inginkan untuk menemani saya mengurus rumitnya pesta pernikahan kita.

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya impikan untuk memeluk saya dari belakang saat saya tidur malam, di sisimu dan di ranjang yang sama.

Kamu, masih tetap seorang pria yang ingin saya tunggu sepulang kamu kerja, saya buatkan kopi atau teh atau susu hangat, saya temani membaca koran atau menonton televisi, saya buatkan makanan kesukaannya dan saya rawat seumur hidup saya.

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya inginkan dengan sangat untuk menjadi ayah bagi anak-anak saya.

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya inginkan untuk berada di sisi saya dan menggenggam tangan serta mengelus kening saya dan berbisik 'kamu bisa, kamu kuat sayang' saat saya berjuang melahirkan anak-anak kita.

Kamu, masih tetap seorang pria yang ingin saya urus, saya rawat, saya dukung, saya nasihati, saya temani, saya dampingi di saat baik dan saat buruk yang kamu lalui.

Kamu, masih tetap satu-satunya pria yang saya cinta dan sayang sepenuh hati. (selain ayah dan adik saya, tentu).

Ya, kamu...

Bukan Salah Kamu

Kalau kamu meninggalkan saya.
Kalau kamu melepas saya demi dia.
Kalau menurutmu hubungan kita lebih baik disudahi.

Tapi saya.

Yang terlalu sibuk dengan dunia saya sendiri.
Yang menganggapmu selalu menerima dan menuruti semua keinginan saya, sekalipun itu bodoh.
Yang tidak mau belajar mengerti kamu sedikitpun.

Maaf...

Semoga dia lebih baik dari saya.
Semoga kamu lebih bahagia.
Semoga saya bisa ikhlas melepas semua tentang kamu, dari hati dan hidup saya.


21 November 2013

Hello!

Hi, welcome to my new playground! Aha, ga keitung ini blog keberapa setelah yang lama lupa password *alasan klasik*. Anyway, beberapa post awal di sini adalah pindahan dari blog lama gue, yang kira-kira tercipta tahun 2012-2013an, biar tetap menjadi kenangan abadi. Alaaaaah hahahaha :D

Okelah, yuk ambil bantal, ambil camilan dan simak ocehan random gue tentang segala hal di sini. See ya!