Tuesday, October 13, 2015

Kamu...

Ya, kamu...

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya pilih untuk menjadi pria nomor 3 dalam hidup saya yang saya cintai (setelah ayah dan adik saya, tentu).

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya hormati nasihatnya, kagumi pola pikirnya, sebali sikap jeleknya, marahi sifat buruknya, sayangi seutuhnya.

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya inginkan dengan sangat untuk membaca ijab kabul untuk saya dan menjadi suami saya.

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya inginkan untuk menemani saya mengurus rumitnya pesta pernikahan kita.

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya impikan untuk memeluk saya dari belakang saat saya tidur malam, di sisimu dan di ranjang yang sama.

Kamu, masih tetap seorang pria yang ingin saya tunggu sepulang kamu kerja, saya buatkan kopi atau teh atau susu hangat, saya temani membaca koran atau menonton televisi, saya buatkan makanan kesukaannya dan saya rawat seumur hidup saya.

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya inginkan dengan sangat untuk menjadi ayah bagi anak-anak saya.

Kamu, masih tetap seorang pria yang saya inginkan untuk berada di sisi saya dan menggenggam tangan serta mengelus kening saya dan berbisik 'kamu bisa, kamu kuat sayang' saat saya berjuang melahirkan anak-anak kita.

Kamu, masih tetap seorang pria yang ingin saya urus, saya rawat, saya dukung, saya nasihati, saya temani, saya dampingi di saat baik dan saat buruk yang kamu lalui.

Kamu, masih tetap satu-satunya pria yang saya cinta dan sayang sepenuh hati. (selain ayah dan adik saya, tentu).

Ya, kamu...

No comments:

Post a Comment