Monday, February 1, 2016

Maryam Hilang!

Maryam hilang!

Ibu membangunkanku sambil menjerit histeris setengah menangis. Adikku, Maryam, pergi dari rumah membawa beberapa potong pakaian dalam ransel kecil kesayangannya. Kamarnya berantakan, baju dikeluarkan asal-asalan dan di atas meja belajarnya ada sepotong kecil kertas bertuliskan "aku mau cari Ayah."

Ah, adikku yang baru menginjak usia 15 tahun ini ada-ada saja. Kupikir ia menginap di rumah temannya untuk mengerjakan tugas sekolah. Semenjak perpisahan Ayah dan Ibu, Maryam memang nampak agak depresi. Ia lebih suka main bersama teman-temannya atau mengurung diri di kamar. Beberapa kali aku mencoba mengajaknya ngobrol, tapi ia mengalihkan dengan mengajakku mengobrol hal lain.

"Cari adikmu sekarang, Yasmin! Bantu Ibu, cuma kamu yang bisa bantu Ibu cari adikmu! Ibu ngga mau kehilangan Maryam, Yas!" Ibu menangis histeris.

Aku menghubungi sahabat-sahabat adikku, sekolahnya, dan juga saudara-saudara kami. Tak satupun yang melihat atau dikabari Maryam. Bahkan ternyata ia kemarin bolos sekolah tanpa kabar apapun. Duh, Maryaaaam..

Tapi kemana? Aku sama sekali nggak tahu dimana Ayah tinggal sekarang. Beliau nggak pernah telepon/chat aku sama sekali, begitupun aku kepadanya. Aku masih menyimpan perih atas sikap dan keputusannya. Dan sekarang, aku harus mencari adikku satu-satunya yang pergi mencari Ayah yang entah dimana.

"Bu, Ibu tahu dimana sekarang Ayah tinggal?" tanyaku perlahan.
Ibu menerawang. "Kalo nggak salah, dulu Ayah pernah bilang sama Ibu dan Maryam kalau dia pindah ke Bandung. Tapi nggak tahu di Bandung mananya.."

Oke, Bandung. Aku segera berkemas dan pergi ke stasiun, lalu naik kereta tujuan Bandung. 2 jam terasa bagaikan 2 hari, lama sekali. Aku berkali-kali mencoba menelepon Maryam, namun ponselnya tidak aktif. Sosmednya pun tidak diupdate sejak 2 minggu lalu. Aku khawatir sekali. Berbeda dengan aku, Maryam tidak pernah pergi jauh sendirian, dan jika bepergian pun lebih sering naik taksi atau ojek. Dia sama sekali tidak tahu soal kendaraan umum. Naik apa dia ke Bandung? Dia sudah makan atau belum? Tidur di mana? Tanpa bisa ditahan, air mataku mengalir deras.

Pukul 12 siang aku tiba di Bandung. Sekarang, aku kebingungan harus kemana dahulu demi mencari Maryam. Setelah makan dan sholat Zuhur, aku memutuskan keliling naik angkot, sambung menyambung. Secara random aku bertanya pada orang di jalan apakah menemukan adikku atau mengenal Ayah, dan semuanya mengatakan tidak. Aku hampir putus asa ketika adzan Maghrib menjelang dan aku belum menemukan titik terang keberadaan Maryam. Aku sudah sangat lelah, namun aku tak mungkin pulang tanpa membawa Maryam. Aku memutuskan untuk mencari hotel untuk menginap sebelum esok kembali mencari Maryam. Untungnya di ponselku sudah ada aplikasi Travelio. Aku selalu memesan hotel menggunakan aplikasi Travelio ini karena di Travelio aku bisa melakukan tawar-menawar harga sebelum memesan hotel.

3 Langkah Mudah Memesan Hotel di Travelio

Travelio tergolong aplikasi yang jelas dan mudah digunakan. Aku membuka aplikasi Travelio dan memilih kota Bandung. Aku memasukkan tanggal hari ini untuk check in, lama menginap 1 hari dan hotel berbintang 3. Setelah tampil daftar hotelnya, aku memilih salah satu hotel dan memasukkan harga penawaran yang aku inginkan. Tak lama, pihak hotel pun menyetujui harga yang aku ajukan dan aku lantas membayarnya dengan kartu kredit.

Aku bergegas menuju hotelku, check in, masuk kamar dan berbaring. Tenang rasanya sudah mendapatkan penginapan malam ini, semoga tidurku cukup nyenyak untuk recharge energiku esok hari. Ah, Maryam.. Tidur dimana kamu Dik?

Postingan ini diikutsertakan untuk Blogging Competition #HilangnyaMaryam. Wish me luck!

2 comments: